Teknik Budidaya Lobster Air Tawar

Liputanberitaku.com — Crayfish/crawfish atau yang dikenal sebagai lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai salah satunya tipe krustase yang mempunyai ukuran dan wujud badan hampir serupa dengan lobster air laut. Lobster ini mempunyai keunggulan dibanding lobster laut, salah satunya dapat diperbudidayakan dan tehnik budidayanya lebih gampang dibandingkan udang windu dan udang galah. Perubahan hidupnya simpel tanpa lewat stadia larva yang sulit (nauplius, zoea, mysis, postlarva) sama dalam udang (Holdich,1993 dalam Susanto, 2010). Pada artikel kali ini kami akan mengulas tentang teknik budidaya lobster air tawar.  Simak sampai habis yaa

Lobster air tawar telah banyak diperkembangkan dalam rasio akuarium atau kolam sebagai komoditi ikan hias dan ikan konsumsi karena lobster ini tidak gampang stress dan tidak gampang terkena penyakit. Asal keperluan pakan, kualitas air dan keperluan oksigen tercukupi, lobster ini bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat, hingga benar-benar potensial diperkembangkan di Indonesia. Lobster air tawar
telah banyak diperkembangkan dalam skala akuarium atau kolam sebagai komoditi ikan hias dan ikan konsumsi. Simak selengkapnya Teknik Budidaya Lobster Air Tawar di bawah ini.

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar

Pemeliharaan Calon Induk

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar yang pertama adalah pemeliharaan calon induk. Perawatan calon induk bisa dilaksanakan pada bak semen memiliki ukuran 2 m x 1 m x 1 m (pxtxl) dengan mekanisme selektif breeding dan untuk menahan ada induk yang datang dari hasil perkawinan sedarah (inbreeding). Hal sama dipastikan oleh Wie (2006), yang menerangkan jika induk yang bagus ialah induk yang bukan didapat hasil dari perkawinan sedarah, karena dari perkawinan sedarah akan  hasilkan lobster air tawar berkelamin double atau umum disebutkan intersex dan hasilkan perkembangan yang lebih lamban.

Perawatan calon induk dilaksanakan dengan tingkat kepadatan 15-20 ekor/m2, dengan berat rerata jantan 62,79 gr Budidaya Perairan Jan 2013 Vol. 1 No. 1 : 15 – 21 dan betina 64,73 g/ekor. Ini tidak sesuai opini Setiawan (2006), jika tipe dan konstruksi tempat perawatan calon induk lobster air tawar benar-benar bergantung pada ukuran dan tingkat kepadatan. Kepadatan yang bagus ialah 10 ekor/m2 untuk calon induk berat rerata 15 gr dan 5 ekor/m2 sama ukuran berat ratarata 20 gr. Dan untuk calon induk berat rerata 30 gr, padat sebar yang bagus ialah 1-2 ekor/m2.

Penyeleksian Induk

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar yang kedua adalah seleksi induk. Berdasar hasil yang sudah dilakukan di BBAT Tatelu, jika penyeleksian induk dilaksanakan secara nyata dengan menyaksikan sisi luar (morfologi) induk yakni pada induk jantan biasanya ada pertanda merah pada bagian luar ke-2 ujung capit dan alat kelamin jantan pada ke-2 pangkal kaki jalan ke-5 berbentuk benjolan dan alat kelamin betina ada pada ke-2 kaki jalan ke-3 , memiliki bentuk seperti tonjolan tapi lebih pendek dari alat kelamin jantan. Penimbangan berat badan rata-rata induk jantan yang dipijahkan ialah 62,79 gr dan berat badan rata-rata induk betina ialah 64,73 gr.

 

Pemijahan Induk

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar berikutnya pemijahan. Pemijahan dilakuan secara massal dengan perbandingan 1:5 (satu jantan berbanding lima betina). Induk lobster air tawar yang telah terseleksi disebar dalam kolam pemijahan memiliki ukuran 6 m x 1 m x 4 m. Lama waktu pemijahan sepanjang dua minggu. Ini tidak sesuai Susanto (2010) jika perbandingan induk yang pas dalam aktivitas pemijahan ialah 1:3 (satu jantan berbanding tiga betina) . Maka aktivitas pemijahan ini kurang maksimal karena disaksikan hasil dari pemijahan itu banyak induk betina kurang telur dan ada juga yang tidak bertelur (mencapai 50% dari induk betina yang dipijahkan). Sepanjang ikuti aktivitas kerja praktik lega, proses pemijahan lobster air tawar dikerjakan sekitar 9 kali dengan selang dua minggu sekali.

 

Pengeraman dan Penetasan Telur

Pengeraman telur lobster air tawar dilaksanakan secara individu pada akuarium pengeraman dan penetasan yang memiliki ukuran 60x40x40 cm. Induk bertelur dipindah dengan diangkat secara bertepatan dengan tempat persembunyiannya (pipa paralon). Pemindahan induk bertelur ini dilaksanakan secara berhati-hati supaya tidak mengganggu induk itu.

 

Perawatan Benih

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar selanjutnya perawatan benih. Perawatan benih dilaksanakan pada bak beton memiliki ukuran 2 x 1 x 1 m2 ialah sejumlah 6.000 ekor/per bak. Ini tidak sesuai opini Wie (2006), menyampaikan jika agar bisa tumbuh secara baik, benih lobster air tawar yang beratnya 20 g s/d 25 g dipiara dengan kepadatan di antara 1-50 ekor/m2 . Dilihat dari tingginya kepadatan benih yang disebar maka banyak benih yang mati karena terjadi kanibalisme antara benih di saat benih sedang moulting

 

Pemberian Pakan

Pakan yang diberi sepanjang pemeliharan lobster air tawar ialah pelet udang komersil yang diberi dengan jumlah 3% dari berat biomassa yang disebar secara rata ke bak dengan frekwensi 2x satu hari untuk benih. Ini sesuai opini Sukmajaya dan Suharjo (2003), mengatakan jika tipe pakan yang pas untuk benih lobster air tawar ialah pelet udang komersil dengan jumlah 3 % karena mempunyai protein yang tinggi.

 

Pengukuran Kualitas Air

Teknik Budidaya Lobster Air Tawar berikutnya adalah pengukuran kualitas air. Pengukuran kualitas air dilaksanakan satu kali dalam satu minggu. Hasil pengukur pada pemeliharan induk ialah temperatur sekitaran 28,40 C, kolam pemijahan temperatur sekitar 28,20 C, pada akuarium pengeraman 27,230 C dan untuk bak perawatan benih temperatur sekitar 27,80 C. Hal ini sesuai opini Sukmajaya dan suharjo (2003), mengatakan jika pada komunitas aslinya lobster air tawar hidup dan tumbuh maksimal pada temperatur 26-300 C.

 

8. Pencegahan Hama Dan Penyakit

Hama yang diketemukan ialah ikan-ikan kecil seperti ikan mas, nila, lele, betutut, gurami dan sidat. Untuk menahan masuknya hama hama ini karena itu dipasang saringan pada setiap aliran penghasilan dan pengeluaran air. Penyakit tidak diketemukan sepanjang  aktivitas praktek berjalan tetapi kesiagaan pada penyakit masih tetap dilaksanakan dengan beberapa tindakan atau penangkalan seperti
perendaman induk dalam garam dapur 10 gryang sudah dicampurkan saat sebelum induk dipijahkan.

9. Pemanenan Benih

Panen dilakukan sesudah benih berusia empat minggu semenjak menetas. Pemanenan benih dilaksanakan saat pagi hari dengan hasil 3.000 ekor hasil dari penyebaran awal 6.000 ekor benih

10. Pengukur Perkembangan Benih

Pengukur pertumbuhaan panjang dan berat benih lobster dilaksanakan dengan teratur tiap tiap minggu sekali

Kelangsungan Hidup

Kesuksesan dalam aktivitas pembenihan lobster air tawar ditetapkan oleh tingkat keberlangsungan hidup. Bila tingkat keberlangsungan
hidupnya tinggi karena itu aktivitas pembenihan bisa dilaksanakan. Oleh karenanya, berdasar hasil praktek sepanjang aktivitas perawatan benih di BBAT Tatelu memperlihatkan tingkat keberlangsungan hidup yang didapat 50 %. Hal ini sesuai opini Prayugo dan Lukito (2007)bahwa tingkat keberlangsungan hidup benih lobster air tawar sekitar di antara 50 %.

 

 

Demkian artike; tentang Teknik Budidaya Lobster Air Tawar, semoga bermanfaat