5 Cara Membedakan Masker Asli atau Palsu

Penggunaan masker tetap penting untuk mencegah paparan Covid-19. Apalagi sekarang varian Omicron sudah dirilis, Covid-19 versi baru dianggap lebih menular.
Beberapa masker dapat digunakan untuk mencegah infeksi Covid-19. Hampir semua masker dijual di pinggir jalan, di supermarket dan online.

Harganya relatif terjangkau. Tetapi Anda juga harus berhati-hati dengan masker palsu karena menggunakannya tidak melindungi seseorang dari virus.

Eric Daniel Tenda, spesialis penyakit dalam RSCM, mengungkapkan cara paling penting untuk membedakan masker asli dan palsu adalah dengan memeriksa rongga udara setelah memakai masker.

Dikatakannya, jika menggunakan masker asli, tidak akan ada bau yang bisa tercium oleh hidung. Bisa dipastikan setelah menggunakan masker, Anda bisa menyemprotkan bau seperti kopi atau parfum di sekitar hidung.

Jika baunya tetap ada, bisa dipastikan masker yang digunakan memang palsu karena masih ada udara bebas.

“Begitu kita pakai masker, kita pastikan pas semua. Kalau merasa udara keluar kalau bau terus, berarti masih ada rongganya. Itu palsu,” ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com, Rabu. (19). ./1).

Eric juga menyatakan bahwa penggunaan masker harus sesuai dengan bentuk wajah. Terlepas dari jenis topengnya, itu tidak boleh terlalu besar. Karena ukuran topeng yang besar, itu tidak menutupi dengan sempurna. Sehingga celah atau rongga udara dapat terus muncul dan virus dapat dengan mudah masuk ke hidung saat bernafas.

Anda juga dapat menggunakan metode berikut untuk menentukan apakah masker yang Anda gunakan asli atau palsu.

1. Periksa pemasoknya

Pakar CDC mengungkapkan bahwa penelitian pemasok adalah cara termudah untuk mengetahui apakah masker yang Anda gunakan asli atau palsu. Anda dapat mengkonfirmasi laporan pencegahan Anda dengan memeriksa riwayat transaksi Anda, informasi kontak yang terlampir pada perusahaan, dan legalitas produk.

2. Diotorisasi oleh Kementerian Kesehatan

Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan, masker asli harus memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan yang memenuhi syarat sebagai alat kesehatan. Masker yang disahkan oleh Kementerian Kesehatan memenuhi persyaratan kualitas, keamanan, dan manfaat.

Masker tersebut telah lulus uji efisiensi penyaringan bakteri (BFE), uji efisiensi penyaringan parsial (PFE) dan resistensi pernapasan untuk mencegah masuk dan penularan virus dan bakteri. Izin edar ini biasanya tertera pada kemasan atau tersedia di infoalkes.kemkes.go.id.

3. Kemasan tidak rusak

Menurut laporan New York Times, masker asli umumnya disegel dengan baik sehingga tidak ada seorang pun kecuali produsen masker yang dapat membuka isinya.

4. Periksa tanggal kedaluwarsa

Masker asli biasanya memiliki tanggal kedaluwarsa pada kemasannya. Karena muatan elektrostatik partikulat respirator menurun seiring waktu, tanggal kedaluwarsa pada kemasan harus selalu ada.

5. Lampirkan tulisan aslinya

Anda harus curiga bahwa tulisan “masker asli” terlalu besar pada kemasannya. Ini juga bisa menjadi tanda bahwa pemasok berusaha terlalu keras untuk terlihat asli untuk masker palsu yang mereka jual.