Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Maut Rapak di Balikpapan: Terdengar Seperti Gempa Bumi

Serangkaian insiden terjadi di simpang Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Kalimantan Timur. Puluhan kendaraan terlibat dalam kecelakaan pada Jumat pagi (21 Januari 2021) dan mengakibatkan kematian.

Kecelakaan tersebut diduga akibat rem truk blong.

Polisi juga menangkap sopir truk Muhammad Ali, 48, yang terdaftar sebagai warga.
Desa Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan, diperiksa.

Dirlantas Polda Kaltim, Pol Kombes Sonny Irawan SIK, MH, saat ditemui di lokasi kejadian, membenarkan bahwa sopir dan truk tersebut disediakan oleh pihak kepolisian Balikpapan Utara.

Menurut informasi yang diberikan kepada polisi, pengemudi mengaku mengambil tangki 20 meter berisi kapur untuk penjernihan air dengan berat total hingga 20 ton.

Sopir keluar dari tempat parkir Jalan Pulau Balang KM n. 13, desa Karang Joang, Balikpapan
Utara sekitar pukul 05.00 WITA.

Ia berencana membawa kargo tersebut ke Kampung Baruba di Balikpapan bagian barat.

Saat melewati Rajawali Foto yang berjarak 0,5 km dari Jalan Soekarno Hatta, Ali mengaku sudah mulai mengurangi gigi dari 4 menjadi 3.

Namun, saat melewati Bank Mandiri, Ali mengaku rem truk yang dikendarainya tiba-tiba tidak berfungsi hingga truk tronton yang terguling melorot.

Tabrakan tak terhindarkan. Truk tersebut bertabrakan dengan kendaraan yang menunggu lampu merah di simpang Muara Rapak.

“Kendaraan pertama yang ditabrak adalah sepeda motor, disusul kendaraan lainnya. Tiang lampu merah dan pembatas juga rusak dalam kecelakaan maut tersebut,” kata Sonny.

Kondisi sopir truk, Muhammad Ali, 48, disebut-sebut mencurigakan.

“Saat ini status sopir ditetapkan menjadi tersangka ya,” kata Imam Sugianto, Kapolsek Kaltim.

Kesaksian Korban Selamat

Sopir Angota yang selamat, Bakri, mengaku berhenti di lampu lalu lintas di simpang Muara Rapak dan menunggu lampu merah.

Dia mendengar suara klik tiba-tiba dari belakang.

Beberapa kendaraan menginterupsi pendakian. Termasuk bus yang dikendarainya.

“Beberapa kendaraan mengganggu pendakian. Sepertinya gempa, tiba-tiba hancur (angkot pimpinan Bakri ditabrak),” kata Bakri saat ditemui di RS Kanujuso Djatiwibowo Balikpapan.

Saat kecelakaan, dia mengaku membawa 9 penumpang yang sedang bekerja di kilang Pertamina.

Bakri mengalami luka ringan, namun sebagian besar penumpang juga mengalami luka ringan.

“Ada penumpang yang saya bawa dengan kaki patah,” katanya.

Edy Iskandar, Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo, mengatakan ada 17 korban kecelakaan maut yang langsung dibawa ke rumah sakit. Dari jumlah tersebut, 4 meninggal, 1 dalam kondisi kritis, 3 dioperasi dengan patah tulang dan 5 lebih mudah terluka. Sisa 4 korban kemudian dirawat di kamar biasa.

Seorang korban yang sakit kritis saat ini dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena stroke. Sedangkan 4 jenazah masih menunggu kedatangan keluarga di kamar jenazah.

“Keluarga yang meninggal semuanya warga Kaltim. Ada yang di Samarinda dan Balikpapan. Kami masih menunggu,” kata Edy.

Mengacu pada uji kelayakan truk

Secara terpisah, Kyatmaja Lookman, Pengusaha Angkutan Truk Logistik yang juga Ketua Umum Asosiasi Keselamatan dan Keamanan Indonesia (Kamselindo), mengatakan untuk mencegah masalah sistem operasi, semua bisnis atau pemilik truk harus rutin melakukan kelayakan. bukti.

“Saya tidak mengerti apakah truk Balikpapan lolos uji kelayakan atau tidak. Namun kenyataannya (uji kelayakan) menjadi faktor penting bagi setiap pemilik kendaraan,” kata Kyatmaja kepada Tribun.

Diungkapkan, idealnya truk tersebut melakukan uji kelayakan secara berkala sebanyak 2 kali
dalam setahun.

“Kami melakukan tes rutin dua kali setahun,” kata Kyatmaja.

“Kalau itu tidak terjadi, siapa yang jamin truk bisa melaju dengan selamat di jalan raya,” imbuhnya. yang juga merupakan anggota Asosiasi Kontraktor Truk Indonesia (Aptrindo).

Kyatmaja juga menyoroti beban peti kemas yang diangkut truk besar tersebut. Agaknya, kargo tipe peti kemas harus diangkut dengan truk tipe trailer.

“Jika truk itu jelas tidak sesuai dengan penandaannya. Bak truk digunakan untuk tujuan ini
mereka membawa peti kemas yang pasti kereta api jalan raya,” kata Kyatmaja.

“Jadi, karena mobil tidak memenuhi standar, bisa juga menyebabkan sistem keamanan truk gagal,” lanjutnya.

Kyatmaja juga mengatakan bahwa setiap perusahaan atau pemilik truk harus melakukan uji kelayakan secara berkala untuk mencegah masalah pada sistem operasi.

“Saya tidak mengerti apakah truk Balikpapan lolos uji kelayakan atau tidak. Tapi sebenarnya (uji kelayakan) merupakan faktor penting bagi setiap pemilik kendaraan,” kata Kyatmaja.

Tertibkan ODOL

Sementara itu, anggota komite V DPR Irwan menyerukan tindakan tegas terhadap kendaraan yang kelebihan muatan atau kelebihan muatan (ODOL) di kota tersebut.

“Penelitian dan tindakan segera diperlukan untuk mencegah insiden yang terus menimpa korban di tempat yang sama. Ini tidak bisa terus berlanjut,” kata Irwan.

“Mengenai penerapan ODOL, kami minta agar ditegaskan sampai dilakukan on the spot melalui revisi UU LLAJ.
mulai pembahasan di Pansus RI V DPR,” kata anggota DPRD Kaltim itu.

Selain itu, Irwan bekerja sama dengan Dirlantas Polda Kaltim untuk memantau dan mengambil tindakan tegas terhadap kendaraan ODOL.

“Kehadiran ODOL di kota ini sudah tidak bisa ditolerir lagi dan harus segera ditindak. Pengemudi dan pemilik kendaraan yang menjadi penyebab bencana besar hari ini juga harus dimintai pertanggungjawaban di depan hukum,” kata Irwan.

Dalam jangka panjang, saat mengelola simpang Muara Rapak yang sering terjadi kecelakaan, Irwan meminta pemerintah daerah segera melaksanakan rencana pembangunan jalan layang di jalan tersebut. Selain itu, pemerintah daerah dan Pusat Penegakan Jalan Nasional melakukan desain dan studi lainnya.

“Jika tidak ada dana APBD untuk membangun jalan layang, kami akan memanfaatkan opsi lain, termasuk mengintervensi melalui APBN di kementerian PUPR. Kami akan membantu melindungi dan memerangi kejadian menyedihkan ini agar tidak terulang lagi di masa depan,” ujarnya. dikatakan.

Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim juga menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan maut di Balikpapan. “Kami berharap Tuhan menerima semua korban yang meninggal dan keluarga para korban diberikan kesabaran dan ketabahan,” ujarnya.

Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, mengakui pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Jalan (KNKT).

“Ada tabrakan truk tronton di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kami akan melakukan penyelidikan dan penyelidikan terlebih dahulu tentang kejadian pagi ini dengan KNKT dan polisi,” kata Budi.

Budi juga akan berdiskusi dengan polisi jika ada unsur kesengajaan kelebihan muatan truk. Mohon dicek ke pihak kepolisian apakah sudah terjadi kesengajaan pemuatan barang besar dan masih kami cek apakah ada kesengajaan dari pihak pengelola nanti ya
polisi akan mengusut,” kata Budi.