Ini Nama Nama Daerah di Indonesia Pada Masa Kekuasaan Belanda

Liputanberitaku.com — Kedatangan Belanda di Indonesia menjadi sejarah panjang negeri ini. Menurut sejarah, Ibu Pertiwi mengalami penjajahan Belanda selama 350 tahun lamanya. Selama itu, beberapa daerah di Indonesia telah dijajaki oleh negara kolonial tersebut.
Dalam masa kekuasaannya Belanda telah meninggalkan sejumlah warisan. Salah satunya yakni kota dengan tata ruang yang dikelola negara tersebut. Sebagian besar wilayah tersebut sempat memiliki nama yang identik dengan identitas Belanda. nama-nama tempat di Indonesia pada zaman Belanda, sebelum berubah menjadi nama daerah yang kita kenal sekarang.

Jakarta

https://www.dentons.com/

Daerah Khusus Ibukota Jakarta meninggalkan bekas jajahan Belanda yang cukup banyak. Mulai dari bangunan, kuliner, sejarah, hingga nama kota ini sendiri. Selama 493 tahun berdiri, Ibu Kota Indonesia ini telah berganti nama hingga 13 kali sejak zaman penjajahan. Pada abad ke-14, Jakarta lebih dikenal dengan nama Sunda Kelapa. Nama itu melekat karena wilayahnya memang masuk ke teritorial Kerajaan Padjajaran.
Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang terkenal di masa tersebut. Portugis kemudian memasuki wilayah Malaka pada tahun 1511, hingga akhirnya mengeklaim Sunda Kelapa pada tahun 1522.
Pada 22 Juni 1527, Fatahillah dari Kesultanan Demak mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Sejak saat itu, tanggal tersebut selalu menjadi hari peringatan kelahiran Kota Jakarta. Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan diberikan, karena berhasil mengusir penjajah Portugis yang menguasai Kerajaan Padjadjaran.
Pada 4 Maret 1621, Belanda kembali mengganti nama Jayakarta menjadi Stad Batavia atau yang dikenal dengan Kota Batavia. Mulai 1621 hingga 1945, Stade Batavia mengganti namanya tiga kali, yaitu Gemeente Batavia, Stad Gemeente Batavia, dan Jakarta Toko Betsu Shi.
Hingga akhirnya, setelah Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaan, pemerintah mengganti nama Jakarta Toko Betsu Shi menjadi Pemerintah Nasional Kota Jakarta. Namun, saat masa pemerintahan federal Republik Indonesia Serikat, Pemerintah Nasional Jakarta diubah kembali menjadi Stad Gemeente Batavia.
Hingga akhirnya, pada 31 Agustus 1964, Daerah Khusus Ibukota Jakarta resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta. Setelah masa reformasi, tahun 1999 hingga kini nama Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta resmi digunakan.

Batusangkar

https://wisatabukittinggi.com/

Batusangkar adalah sebuah kota yang terletak di dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang sempat dikuasai kolonial. Banyak yang menyebut, asal-usul nama Batusangkar di ambil dari kata batu dan sangkar.
Namun, hingga kini sejarah tersebut belum membuktikan keberadaan batu dalam sangkar. Sebelum bernama seperti yang dikenal sekarang, daerah ini dikenal sebagai Fort Van der Capellen pada masa kolonial Belanda. Benteng ini dibangun antara 1822 dan 1826 dan dinamai menurut nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, G.A.G.Ph. van der Capellen. Kawasan ini secara resmi berganti nama menjadi Batusangkar pada tahun 1949, menggantikan nama yang diberikan oleh Belanda selama penjajahannya.

Bogor

https://m.ayobogor.com/

Sama seperti Jakarta, Bogor menjadi wilayah Indonesia yang memiliki bekas jarahan Belanda yang tak terhitung jumlahnya. Pada masa penjajahan Belanda, Bogor dikenal dengan sebutan Buitenzorg yang berarti “tanpa kecemasan” atau “aman tenteram”.
Namun, karena nama yang disematkan oleh Belanda ini sulit diucapkan oleh masyarakat setempat, sehingga kata ‘Buitenzorg’ diucapkan menjadi Bogor. Nama Buitenzorg disematkan Belanda kepada Kota Bogor sebagai bahan promosi wisata kepada wisatawan mancanegara.

Puncak Jaya, Papua

https://cdn-2.tstatic.ne

Pada masa itu, Puncak Jaya merupakan suatu kawasan pegunungan yang hampir seluruhnya berselimut salju. Sampai dengan tahun 1962, tak ada seorang pun yang bisa mendaki sampai ke Puncak Jaya.
Nama lain puncak ini seperti tercantum di banyak peta dunia adalah Puncak Carstensz atau Carstensz Top. Nama Puncak Jaya adalah kependekan dari Puncak Jayakesuma. Nama resmi itu diberikan pada puncak ini setelah Papua kembali ke pangkuan Tanah Air. Suku Amungme pemilik hak ulayat menamakan puncak bersalju ini Nemangkawi Ninggok yang berarti puncak anak panah berwarna putih.
Sebenarnya, nama yang paling sesuai untuk salah satu puncak tertinggi di dunia ini adalah Nemangkawi Ninggok. Karena nama inilah yang diberikan oleh Suku Amungme.
Nama Puncak Carstensz sendiri bermula pada tahun 1623. Pelaut Belanda, Jan Carstensz, dalam pelayarannya yang melintasi pantai selatan Laut Arafura melalui teropongnya menyaksikan adanya puncak-puncak yang diselimuti salju. Mereka sulit menerima kenyataan bahwa di suatu tempat di daerah tropis dekat khatulistiwa bisa ditemui keberadaan salju. Puncak yang dilihat olen Carstensz tersebut kemudian diberi nama Puncak Cartensz.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

#artikel-asli