Sikap Tawakal Paling Tepat

Sikap Tawakal Paling Tepat–Sebagai seorang muslim tentunya sudah memahami perilaku amanah dalam kehidupan. Tawakal adalah sikap menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah melakukan suatu prestasi atau usaha dengan kemampuan terbaiknya dan kemudian ikhlas menerima pengaturan Allah SWT terhadapnya.

Seseorang yang amanah akan selalu bersyukur kepada Allah ketika ia mencapai kesuksesan atau kesuksesan atas usahanya. Hal ini karena beliau menyadari bahwa keberhasilan ini atas izin Allah SWT.

Sebaliknya, jika ia mengalami kegagalan, orang yang mempercayainya akan merasa puas dan rela menerima keadaan tanpa merasa putus asa dan larut dalam kesedihan karena ia telah memahami bahwa semua keputusan Allah pastilah yang terbaik.

Tawakal bukan hanya sekadar merasakan segala perkara kepada Allah Ta’ala, tetapi diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan hasilnya kepada Allah Ta’ala. Di antara ciri orang yang bertawakal ialah memiliki semangat yang kuat.

Pertanyaan mengenai sikap tawakal paling tepat dilakukan setelah seseorang ini seharusnya dilengkapi dengan sejumlah pilihan jawaban antara lain sebagai berikut:

  • A. Puas atas hasil pekerjaannya
  • B. Berusaha dan berdoa
  • C. Berniat melakukan usaha
  • D. Merencanakan sebuah hasil pekerjaannya

Adapun jawaban yang benar adalah setelah BERUSAHA DAN BERDOA (B).

Sikap Tawakal Paling Tepat

Pembahasan

Yang dimaksud dengan sikap Tawakal adalah sikap seorang hamba yang memasrahkan diri atas segala kehendak Allah SWT disertai keyakinan sepenuh hati bahwa hal tersebut adalah yang terbaik bagi dirinya. Tawakal yang baik adalah yang dibarengi dengan IKHTIAR. Ikhtiar ini sendiri adalah usaha-usaha yang kita lakukan termasuk usaha batin berupa doa.

Seseorang tidak bisa tawakal kepada Allah SWT saat ia belum berusaha dan berdoa sebab Allah SWT menginginkan hamba-Nya mengusahakan apa-apa yang diinginkannya. Adapun wilayah Allah SWT yang tak bisa dicampuri manusia adalah keputusan atas usaha dan doa yang sudah dilakukan manusia. Pada titik inilah manusia wajib untuk tawakal, menyerahkan segala hasil usaha dan doanya hanya pada Dzat Yang Maha Mengetahui.