Roket China Terbakar Di Luar Angkasa Dan Jatuh Ke Bumi

liputanberitaku.com—Puing-puing roket China yang terbakar dan jatuh ke Bumi jatuh di Samudra Hindia. Sebagian besar badan roket remuk saat kembali masuk atmosfer, tetapi media pemerintahan memberikan laporan jika beberapa puing itu landing di samping barat Maladewa pada Minggu (09/05).

Sepanjang beberapa hari sudah ada pertaruhan mengenai di mana roket itu akan landing, dan beberapa petinggi AS dan banyak pakar yang lain sudah mengingatkan jika kembalinya roket itu memunculkan resiko kecelakaan.

Tetapi, China bersikukuh jika resikonya rendah.

NASA, tubuh antariksa AS, sudah mengomentari China karena “biarkan rudal kembali lagi ke atmosfer bumi di luar kendalian.”

Menurut NASA, asset China “tidak memenuhi syarat kewajiban”.

Rudal itu tidak direncanakan untuk mewajibkan pemeriksaan kembali, dan China menjelaskan “ini normal”, tapi negara lain tak lagi memakai praktek ini.

Rudal Long March-5b kembali lagi ke atmosfer pada jam 10:24 (2:24 GMT) di hari Minggu, waktu Beijing, media pemerintahan memberikan laporan, mencuplik agen tehnik penerbangan China.

Tidak ada kerusakan atau cedera pribadi yang disampaikan.

Ia memberikan laporan jika bangkai roket seberat 18 ton, salah satunya benda paling besar yang dilepaskan ke atmosfer dalam beberapa dasawarsa, landing di Samudera Hindia pada koordinat 72,47 derajat Bujur Timur dan 2,65 derajat lintang.

Instruksi luar angkasa AS, dalam pada itu, cuman menjelaskan misil itu sudah “kembali lagi ke Jazirah Arab”.

Ia tidak mengonfirmasi tempat pendaratan yang disampaikan oleh media Tiongkok. Kebalikannya, mereka berbicara, “tidak dikenali apa beberapa puing menghajar tanah atau air.”

Space-Track Observatory, yang memakai data militer AS, menjelaskan rudal itu bertambat di Arab Saudi saat sebelum menubruk Samudra Hindia dekat Maladewa.

Proses pengembalian roket yang tidak teratasi sudah memetik kritikan dari Amerika Serikat karena kekuatiran jika rudal itu kemungkinan landing di daerah yang tidak memiliki penghuni.

Website AS dan Eropa sedang mencari kembalinya, dan ada beberapa pertaruhan di sosial media berkenaan di mana bangkai kapal itu kemungkinan akan usai.

Tapi beberapa periset luar angkasa sudah memprediksi jika peluang beberapa orang akan terserang beberapa puing ruangan angkasa mustahil terjadi.

Ini karena mayoritas permukaan bumi terbagi dalam lautan dan mayoritas daerah dataran yang luas tidak ditempati oleh manusia.

China sendiri menampik ide untuk biarkan pengembalian object seperti itu secara tidak teratasi.

Dalam pada itu, komentar media China memvisualisasikan laporan Barat mengenai kekuatan bahaya jatuhnya rudal sebagai “kesan semata”.

Diprediksi awalnya jika beberapa puing itu akan jatuh pada sebuah tempat di perairan internasional.

Tetapi, beberapa pakar luar angkasa sudah memprediksi jika peluang orang terserang beberapa puing luar angkasa benar-benar tidak mungkin.

Ini karena mayoritas permukaan bumi terbagi dalam lautan dan mayoritas daerah dataran yang luas tidak ditempati oleh manusia.

Dalam pada itu, komentar media China memvisualisasikan laporan Barat mengenai kekuatan bahaya jatuhnya rudal sebagai “kesan semata”.

Diprediksi awalnya jika beberapa puing itu akan jatuh pada sebuah tempat di perairan internasional.

Roket Long March 5b tinggal landas pada 29 April 2021 dari Pusat Penyeluncuran Luar Angkasa Wenchang di Cina.

Pesawat itu bawa modul kunci untuk stasiun luar angkasa tetap baru sebagai sisi dari program luar angkasa China yang makin berambisi.

Beijing merencanakan untuk mempunyai minimal 10 penyeluncuran kembali dan akan tempatkan semua perlengkapan tambahan di lajurnya saat sebelum stasiun usai di tahun 2022.

China merencanakan membuat stasiun bulan dalam kerja sama dengan Rusia.

Negara ini telat mengawali eksploitasi luar angkasa dan baru mengirimi astronot pertama kalinya ke luar angkasa di tahun 2003, beberapa dasawarsa sesudah Uni Soviet dan Amerika Serikat.