Stres Pada Anak Bisa Berakibat Fatal

Liputanberitaku.com – Stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalaminya. Sama seperti orang dewasa, stres anak bisa berakibat fatal.

Menurut data dari Urban Children’s Institute, stres anak dapat memicu gangguan perkembangan perilaku dan emosional.

Tidak hanya itu, anak yang mengalami stres juga rentan terhadap berbagai konsekuensi kesehatan di kemudian hari, antara lain tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes.

Gejala stres pada anak

Memang tidak mudah untuk mengenali tanda stres pada anak, perubahan perilaku jangka pendek – seperti perubahan suasana hati, akting, perubahan pola tidur, atau mengompol dapat menjadi indikasi.

Beberapa anak mengalami efek fisik, seperti sakit perut dan sakit kepala. Anak-anak yang mengalami stres juga bisa mengalami kesulita berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas sekolah.

Bahkan, adapula yang menjadi menyendiri atau menghabiskan banyak waktu sendirian. Pada balita, stres juga bisa ditandai dengan munculnya kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memutar rambut, atau mengupil.

Anak yang stres juga mungkin bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil, mengalami mimpi buruk, menjadi melekat, atau mengalami perubahan drastis dalam prestasi akademik.

Cara mengatasi

Untuk mengatasi stres pada anak, orang tua perlu memastikan bahwa si kecil sudah mendapatkan nutrisi yang baik dan istirahat yang cukup.

Orangtua juga harus berusaha meluangkan waktu untuk anak-anaknya setiap hari. Tak perlu memaksa anak untuk menceritakan perasaanya.

Terkadang anak-anak merasa lebih baik saat Anda menghabiskan waktu bersama mereka dalam aktivitas yang menyenangkan. Bantu anak Anda mengatasi stres dengan membicarakan apa yang mungkin menjadi penyebabnya.

Lalu temukan solusi bersama seperti mengurangi aktivitas setelah sekolah, menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan orang tua atau guru, mengembangkan program olahraga, atau membuat jurnal.

Anda juga dapat membantu dengan mengantisipasi situasi yang berpotensi membuat stres dan mempersiapkan anak untuk mereka.

 

 

 

Artikel asli