Masih 3 Tahun Lagi Nunggu Ponsel 5G di Indonesia Harga 2 Jutaan

Liputanberitaku.com – Telkomsel akhirnya meluncurkan layanan 5G komersial pertamanya secara terbatas pada 27 Mei. Ini secara resmi memulai proses rekrutmen untuk jaringan 5G Indonesia.

Sebaliknya, Tarun Pathak, direktur riset di firma riset Counterpoint, mengatakan transisi dari jaringan 4G ke 5G lebih baik daripada transisi 3G ke 4G yang direncanakan.

Faktor yang sama pentingnya dalam adopsi 5G adalah harga ponsel 5G. Adopsi perangkat dengan teknologi baru sensitif terhadap harga di semua pasar, kata Pathak.

Penting untuk menetapkan harga yang wajar di pasar sehingga pengguna dapat meningkatkan perangkat mereka ke 5G.

Pathak akan memainkan peran kunci dalam transisi dari 4G ke 5G di pasar Indonesia dengan smartphone 5G kelas menengah.

Menurut Pathak, rata-rata harga jual smartphone 5G di Indonesia masih sekitar $720 atau Rp 10,2 juta Counterpoint mengatakan smartphone 5G Indonesia akan turun harganya selama lima tahun ke depan.

Misalnya, pada tahun 2021, rata-rata harga jual ponsel 5G akan turun menjadi US$515 atau sekitar Rp7,3 juta.

Pada tahun 2024, harga jual rata-rata ponsel 5G akan turun lebih jauh, diperkirakan sekitar $ 190 (sekitar 2,7 juta rupee).

Pathak berkata, “Jika vendor dapat menyediakan peralatan 5G antara US$100 dan US$200 (kira-kira Rs 1,4-2,8 juta) meningkatkan smartphone ke 5G sebenarnya akan jauh lebih cepat.”

Harga Rs 10.000 hingga Rs 2,8 juta menyumbang setengah dari penjualan smartphone di pasar Indonesia.

Dalam hal pengiriman, Pathak menyebut estimasi pengiriman ponsel 5G akan mencapai 86 persen, dibandingkat perangkat lainny dalam lima tahun ke depan.

“Dan kami yakini, 100 juta smartphone yang akan terjual di Indonesia dalam lima tahun ke depan, adalah perangkat 5G,” kata Pathak.

Pathak menggarisbawahi, prediksi pasar smartphone 5G dalam lima tahun ke depan itu tentu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama soal banderol harga ponsel 5G dan profil masyarakat Indonesia itu sendiri.

Relevan dengan kebutuhan

Selain harga, faktor lain yang menentukan adopsi 5G adalah profil komunitas itu sendiri. Patak tidak memungkiri bahwa Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara.

Hal ini terlihat pada demografi Indonesia yang berpenduduk sekitar 275 juta jiwa. Penetrasi internet sekitar 60%.

Daya tarik Indonesia adalah pasarnya kebanyakan anak muda dan dua pertiga penduduk Indonesia berusia di bawah 40 tahun. Tak perlu dikatakan bahwa Indonesia penuh dengan pemain. kata Patak.

Dengan profil konsumen yang demikian, jaringan 5G akan sangat relevan. Orang-orang akan mulai membeli smartphone 5G di masa mendatang, mengingat jaringan 5G menjanjikan sejumlah keunggulan dibandingkan 4G, seperti kecepatan tinggi dan latensi rendah.

“Terutama komunitas gaming, mereka akan mencari perangkat yang sangat kuat dan inilah yang dapat disokong oleh smartphone 5G,” ungkap Pathak.

Ia melanjutkan, bila para vendor ponsel memahami profil masyarakat Indonesia dan menyediakan ponsel yang sesuai kebutuhan pasar, adopsi 5G akan lebih cepat.

Karena didorong oleh orang-orang yang beralih atau ingin meng-upgrade smartphone miliknya. Terakhir, Pathak juga menyoroti soal ketersediaan spektrum 5G di Indonesia.

Ia meyakini, pemerintah Indonesia telah menargetkan penyediaan hampir 2.047 MHz spektrum 5G hingga tahun 2024 nanti.

“Hal ini akan membantu para operator untuk melangkah lebih jauh dan menyediakan layanan 5G yang agresif di Indonesia,” pungkas Pathak.

 

 

 

 

 

Artikel asli