Masker Tak Pengaruhi Asupan Oksigen, Tegas Satgas Covid-19

Liputanberitaku.com – Juru bicara Satgas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker saat keluar atau bepergian di keramaian.

Ia memastikan penggunaan masker tidak mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh.

“Masker tidak mempengaruhi jumlah oksigen yang masuk ke tubuh kita, jadi kalau kita pakai masker jangan khawatir hipoksia,” kata Reisa dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube oleh Sekretariat Presiden, Rabu (16/6/2021).

Reisa mengingatkan kembali bahwa masker yang paling direkomendasikan adalah masker medis yang berlisensi Kementerian Kesehatan.

Jika ingin menggunakan masker kain, pastikan kain yang digunakan minimal tiga lapis.

Kain tiga lapis, pertama-tama adalah bahan hidrofilik seperti kapas. Kemudian, lapisan kedua bisa katun atau poliester.

Lapis ketiga atau bagian masker yang paling luar menggunakan lapisan yang sifatnya hydrophobic atau anti-air, yakni bisa terbuat dari polypropylene.

Reisa berkata, masker maksimal digunakan selama empat jam. Apabila basah ataupun lembap maka masker harus segera diganti.

Ia mengingatkan bahwa pemakaian masker yang benar yakni yang menutupi hidung dan mulut sepenuhnya.

“Cuci tangan sebelum memakai dan melepas masker. Ingat, hanya sentuh bagian talinya dan jangan sentuh bagian depan masker, bagian tersebut sudah tidak bersih dan berisiko mengandung droplets,”ujar Reisa.

Reisa mengatakan, masker harus dipakai ketika berada di luar rumah atau keramaian.

Jika terpaksa melepas masker, usahakan untuk tak membukanya di ruang tertutup yang dipadati banyak orang.

Karena kata dia, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 merupakan mikroorganisme yang dapat melayang di udara, apalagi di ruang tertutup.

Virus tersebut dilepaskan ketika seseorang bicara, bernyanyi, batuk, dan bersin, yang menghasilkan tetesan dalam berbagai macam ukuran.

Tetesan atau buliran air ini lah yang membawa virus dan menyebarkan penyakit.

Temuan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menjelaskan bahwa droplet bisa bertahan di udara dalam hitungan detik hingga menit sebelum jatuh ke bawah akibat gaya gravitasi.

Sementara, tetesan yang ukurannya lebih kecil lagi dan sangat halus (partikel aerosol) mampu bertahan di udara selama beberapa menit, bahkan berjam-jam dalam ruang tertutup dan tanpa ventilasi yang baik.

Oleh karena itu, Reisa meminta seluruh pihak menggunakan masker dengan baik dan benar.

“Jadi, mau membuka masker pikirkan matang-matang, lihat situasi sekitar, kenali ancaman, jangan ambil risiko. Hanya karena kita lengah kita dapat menyesal kemudian,” kata dia.

 

 

 

 

Artikel asli