Ungkap Misteri Redupnya Bintang Betelgeuse, Bukan Mau Meledak

Liputanberitaku.com – Misteri menurunnya kecerahan pada bintang Betelgeuse kemungkinan telah dipecahkan para astronom. Pada 2019, Betelgeuse mulai meredup secara dramatis.

Betelgeuse adalah bintang paling terang ke-10 di langit malam setelah Rigel, bintang paling terang kedua di konstelasi Orion.

Dikutip Live Science, Minggu (20/6/2021), pada Februari 2020, bintang Betelgeuse telah kehilangan sekitar dua pertiga dari luminositas normalnya.

Para astronom mengatakan fenomena ini sebagai “Peredupan Besar”. Luminositas bintang merupakan jumlah cahaya serta bentuk energi radiasi lainnya yang dipancarkan oleh bintang per satuan waktu.

Sebagai bintang berukuran super raksasa, peredupan Betelgeuse seharusnya merupakan bagian dari siklus yang biasa terjadi. Tetapi, kali ini berbeda.

Betelgeuse meredup dengan sangat cepat kemudian membuat sejumlah astronom berspekulasi bahwa sang bintang akan mati sebagai supernova.

Pada bulan April, Betelgeuse kembali bercahaya terang. Hal ini membuat hipotesis supernova terbantahkan.

Kini, para astronom kemungkinan telah menemukan teka teki dari misteri Betelgeuse ini. Dikutip Science News, Rabu (16/6/2021), berdasarkan gambar yang baru saja dirilis, diambil sebelum dan selama fenomena “Peredupan Besar”, membuktikan bahwa permukaan bintang Betelgeuse sedang mendingin dan memicu debu yang mengalami cahaya untuk sementara waktu.

“Ini merupakan interpretasi terbaik yang bisa kami dapatkan melalui data, tanpa menerbangkan pesawat ruang angkasa ke Betelgeuse juga melihat langsung apa yang terjadi,” ungkap astrofisikawan Emilu Cannon dari KU Leuven di Belgia.

Cannon beserta rekannya memakai instrumen SPHERE pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chili guna mengambil foto Betelgeuse selama lebih dari setahun.

Secara tidak sengaja, tim telah berhasil menangkap gambar bintang tersebut pada Januari 2019, beberapa bulan sebelum peredupan dimulai, dan bisa membandingkan gambar tersebut dengan gambar lain yang diambil pada bulan Desember 2019, serta Januari dan Maret 2020.

Berdasarkan laporan Betelgeuse yang rilis di jurnal Nature, Rabu (16/6/2021), peredupan tidak menyebar secara merata di seluruh permukaan Betelgeuse.

Sebuah bercak gelap terkonsentrasi di belahan selatan bintang. Para peneliti lalu menjalankan simulasi komputer dari bintang tersebut, termasuk menggabungkan bagaimana gelembung gas dinamis terus-menerus bergejolak di bawah permukaannya, guna mengetahui penjelasan yang paling mungkin tentang cara peredupan itu terjadi.

Pengamatan bintang sebelumnya telah membagi astronom menjadi dua kelompok. Satu kelompok berpikir bahwa awan debu telah menghalangi cahaya Betelgeuse.

Kelompok lain berpikir belum ada cukup bukti bahwa peredupan berhubungan dengan debu karena terjadi pendinginan sementara di permukaan Betelgeuse. Sementara ahli astrofisika Miguel Montargès mengatakan, dia berpijak di kedua kelompok.

“Kesimpulan paling alami adalah bahwa kedua peristiwa itu terjadi (dan mengakibatkan peredupan),” kata Montargès, dari Observatorium Paris.

 

 

 

Artikel asli