Hotel Bali Mengandalkan Wisatawan Domestik

Liputanberitaku.com – Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan tingkat okupansi bulanan industri perhotelan Bali saat ini bergantung pada wisatawan domestik.
“Jadi, sekarang Bali (pendudukan) tergantung wisatawan domestik,” kata Ferry dalam laporan yang diterima Kompas.com, Kamis (7 Agustus 2021).
Seperti diketahui, hingga Mei tahun ini jumlah wisman di Bali masih kurang dari 100 orang. Namun, tingkat hunian hotel di Bali mulai meningkat pada Mei tahun lalu dan sekitar 18%.
Angka ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang kurang dari 10%. Namun jika dibandingkan dengan keadaan normal pada tahun 2019 (sekitar 59%), angka tersebut masih jauh.
Saat ini, hal yang perlu dilakukan Pemerintah ialah mempercepat program vaksinasi supaya sektor perhotelan di Bali kembali bergerak.
Ferry mengatakan, beberapa hotel di Bali mulai memfasilitasi hybrid meeting (konsep pertemuan secara daring maupun luring).

Fasilitas itu diberikan karena perhotelan di Bali masih belum kembali ke kondisi normal karena belum dibukanya pintu bagi wisatawan asing ke wilayah tersebut.

Hingga Kuartal II-2021, tarif rata-rata harian atau average daily rate (ADR) hotel di Bali sebesar 50 dollar AS atau sekitar Rp 727.461.

Sementara itu average operating room (AOR) atau tarif rata-rata pengoperasian ruangannya sekitar 24 dollar AS atau sebesar Rp 349.198.

Ada beberapa upaya yang dilakukan para hotelier (manajemen hotel) di Bali untuk menarik para pengunjung.

Contohnya, memberikan promosi, terutama bagi para tamu yang long stay (menginap lama) dan mengoptimalkan divisi lain seperti food & beverages (F&B) untuk memperoleh revenue (pendapatan).

Selain itu, manajemen hotel juga akan bekerja sama dengan Pemerintah untuk menyediakan fasilitas karantina bagi Warga Negara Asing (WNA) yang datang ke Indonesia.

 

 

 

Artikel asli