Cara Mudah Atasi Burnout di Kalangan Pekerja

liputanberitaku.com– Stres karena pandemi dan penekanan tugas yang tidak juga selesai rawan membuat kita alami burnout. Psikiater Riliv, Prita Yulia Maharani, menjelaskan jika burnout sering jadi permasalahan untuk pegawai saat melakukan kegiatan rutin tugas.

Apa lagi di tengah-tengah keadaan wabah seperti saat ini yang mewajibkan pegawai untuk bekerja di dalam rumah. “Kondisi yang dirasakan biasanya seperti depresi berat, frustasi, kurang motivasi, dan gampang berasa capek,” sambungnya. Prita menjelaskan bila burnout bisa mengusik ketenangan emosional. Pegawai perlu mengganti langkah kerja jadi efisien untuk dianya.

Dengan begitu, seberat apa saja tingkat tugas yang diberi, segera dapat dituntaskan secara baik. Keproduktifan jadi percuma jika peraturan perusahaan tidak diperlengkapi dengan sarana dan Employee Assistance Program sebagai wujud support pada persoalan pegawai.

Berdasar tayangan jurnalis yang bagikan oleh Riliv, berikut langkah menangani burnout, baik saat sedang bekerja di kantor atau rumah.

1. Pahami Dampak Negatif Burnout

Untuk Pegawai Memberinya saran ke manager mengenai langkah atur stress dan hati lemas saat bekerja.

Lokakarya menjadi gagasan yang pas, program yang ini dipandang memberinya wacana ke pegawai untuk menangani Burnout.

2. Memperbaiki kebiasaan

Kerja Mencegah burnout sebetulnya benar-benar gampang dilaksanakan. Budaya kerja perusahaan yang terbuka, atasan selalu menghargai usaha pegawai, dan memerhatikan work life balance semakin lebih tingkatkan kesejahteraan pegawai. Dengan demikian, kemauan pegawai untuk resign makin sedikit.

3. Mengubah Jam Kerja

Karyawan Perhatikan ulang jam kerja di kantor, bila ada pegawai yang masuk kerja jam 8 pagi, namun tetap belum dibolehkan pulang jam 9 malam, karena itu bahas ke atasan. Beritahu mengenai rekonsilasi ongkos dan imbas Burnout pada pegawai. Keproduktifan intern perusahaan bisa turun karena imbas dari Burnout yang mengusik ketahanan kerja.

4. Mengatur Agenda Pertemuan Untuk Evaluasi

Melangsungkan tatap muka dengan pegawai bisa mencegah ‘penyakit’ pemikiran yang disebabkan karena burnout. Sama-sama berhubungan dalam mengatur permasalahan tugas seperti waktu dan mekanisme kerja. Selalu tampung tiap opini dari tiap-tiap pegawai. ‘Suara’ mereka penting sebagai bahan penilaian atas perkembangan perusahaan.
Dengan demikian, pegawai seolah lebih dipandang supaya terbebas dari sikap ‘acuh tidak acuh’.

5. Mengadakan Partnership untuk Membuat Program Kesehatan Mental

Lakukan dialog bersama atasan untuk sampaikan kritik dan saran pada beban kerja. Stress berat jadi permasalahan kesehatan psikis yang kerap ditemui pegawai.

Perusahaan bisa melangsungkan program kesehatan psikis dengan partnership. Ada bermacam service dimulai dari asesmen kesehatan psikis, self help content, sampai konseling ke psikiater eksper dan professional yang bisa didapat cuman pada sebuah akses.