Cerita Heroik Bidan Awanti, 50 Kali Bantu Kelahiran Pasien di Atas Perahu Tengah Laut

Liputanberitaku.com – Tindakan heroik bidan Awanti Pangas (28) yang bekerja di Puskesmas Lantibung, Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah dalam sebulan terakhir terus menjadi perhatian di sosial media.

Bidan Awanti pada Rabu 21 Juli 2021 lalu viral di media sosial usai menolong proses persalinan seorang ibu di atas perahu di tengah-tengah laut. Si bayi juga lahir dengan selamat dan ibunya dalam kondisi sehat.

Saat diverifikasi lewat telepon, Jumat (3/9/2021) Awanti menjelaskan, selama enam tahun berbakti sebagai tenaga honorer Bidan di Puskemas Lantinbung,sedikitnya sudah 50 kali menangani pasien ibu hamil untuk melahirkan di atas perahu. Kadang, dia harus berjibaku dengan cuaca hujan yang disertai ombak tinggi.

“Hampir 6 tahun saya memiliki status honorer,tetapi itu tidak membuat saya dan rekan-rekan putus asa,termasuk saat menolong seorang pasien bagaimana juga keadaannya, termasuk di atas perahu, walau perlengkapan memang terbatas,” ungkap Awanti.

Awanti bercerita kisahnya menyelamatkan pasien ibu hamil di atas perahu nelayan dengan perlengkapan medis yang paling terbatas dan viral Juli kemarin.

Peristiwa itu terekam lewat kamera handphone temannya namanya Antania Ahmad yang juga tenaga medis di Puskesmas Lantibung.

Rencananya, pasien dalam kondisi hamil tua itu akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banggai, ibukota Kabupaten Banggai Laut. Untuk sampai ke ibukota Banggai Laut harus ditempuh lewat lajur laut selama tiga sampai empat jam.

‘’Jadi alasan pasien dirujuk karena ia hipertensi, dan kehamilan janin ke-8 dan usia pasien telah masuk 42 tahun hingga satu diantaranya harus dirujuk ke RSUD Luwuk Banggai,” ucap Awanti.

Tetapi,baru sekitar 40 menit perjalanan dari puskesmas ke arah RSUD Banggai, mendadak pasien itu alami kontraksi,

Awanti juga sempat terkejut dan langsung saat itu juga dia mengambil tindakan penyelamatan, mempersiapkan perlengkapan medis seadanya yang ia membawa dari Puskesmas Lantibung.

Dengan dibantu rekannya, suami pasien, dan keluarga yang lain yang ikut, Awanti terus arahkan pasiennya untuk tetap bertahan sampai pada akhirnya sukses melahirkan seorang bayi sejenis kelamin laki laki dengan selamat.

Karena telah melahirkan dengan selamat dan keadaan bayinya sehat, Awanti dan rekannya tidak melanjutkan perjalanannya ke RSUD Banggai dan putuskan kembali lagi ke Puskesmas Lantibung.

Bahkan juga, menurut Awanti, sekarang ibu dan bayinya telah kembali kerumahnya ,walau awalnya sempat mendapatkan bantuan perawatan dari bidan di Puskesmas Lantibung.

Status honorer Awanti akui, dia masih dengan status honorer dengan upah Rp 900.000 /bulan. Menurut dia, status tenaga honorer yang telah masuk tahun ke enam di Pemda Kabupaten Banggai Kepulauan tidak membuat dirinya bersama rekan-rekan yang lain putus asa.

Ia masih tetap melakukan pekerjaan untuk menolong beberapa orang yang memerlukan jasanya walau perlengkapan terbatas dan cuaca sering tidak mendukung.

Ditanyakan masalah rintangan bekerja sebagai tenaga bidan di daerah Kepulauan seperti pada Kabupaten Banggai Kepulauan,Awanti memandang itu telah hal yang umum.

Apa yang dia alami, kerap dirasakan oleh semua bidan atau tenaga kesehatan yang lain. Perahu nelayan atau speedboat menjadi angkutan umum saat merujuk atau menangani pasien.