Bahaya Filler Payudara, Dokter: Eropa dan AS Saja Sudah Melarangnya!

Bahaya Filler Payudara — Filler payudara kini menjadi bahan perbincangan publik, setelah seorang model mengaku mengalami tindakan malapraktik dari seorang oknum dokter operasi plastik.

Model bernama Monica Indah itu melaporkan adanya dugaan tindakan malapraktik filler payudara di sebuah klinik kecantikan yang biasa melayani operasi plastik di daerah Pinang, Tangerang.

Bahaya Filler Payudara 

Melalui unggahannya, Monica membagikan potret payudaranya yang mengalami infeksi setelah disuntik filler. “Karena banyak banget yang tanya kondisi PD (Payudara) aku sekarang seperti apa… ini adalah kondisi PD aku yang sekarang,” tulis Monica.

Meski masih terdapat bekas luka yang dalam, menurut Monica keadaan payudaranya kini membaik. “Jauh bgtt lebih baik.. walaupun tidak simetris dan ada bekas luka masih bisa bersyukur masih di kasi PD..,” lanjutnya. Dari kondisinya sekarang, Monica mendapat pelajaran untuk menerima kondisinya kini.

Pelaku kasus malapraktik dari klinik operasi plastik tersebut telah berhasil diamankan Polisi, meski sebelumnya sempat melarikan diri.

Polisi mengungkapkan bahwa tersangka merupakan seorang pemilik klinik kecantikan yang tidak memiliki sertifikat khusus untuk melakukan tindakan operasi plastik seperti filler payudara.

Menanggapi kejadian tersebut, Pakar Kesehatan bidang Anti Aging lulusan Universitas Udayana, dr. Cynthia Jayanto M. Biomed (AAM) mengatakan bahwa dari sisi medis, filler payudara tersebut berbahaya.

Dia pun menganjurkan para wanita agar tidak melakukan metode untuk memperbesar ukuran payudara itu, meski dengan tawaran harga yang terjangkau sekalipun. Informasi tersebut disampaikan Cynthia Jayanto dalam siaran pers pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Dilarang di Eropa dan Amerika

“Filler payudara sendiri, faktanya sudah dilarang di negara Eropa dan Amerika, yang dikenal pengobatan medisnya sudah sangat maju,” ujarnya, dikutip  dari Antara.

Cynthia Jayanto menjelaskan bahwa efek yang bisa timbul tersebut mulai dari pembengkakan karena infeksi, hingga terjadi penyumbatan pembuluh darah ke jantung dan otak yang mengakibatkan kematian.

Di sisi lain, filler payudara juga bisa mengganggu pemeriksaan USG payudara saat seorang wanita ingin melakukan medical check up atau screening tumor.

“Dengan kasus ini, saya berharap tidak ada korban lagi. Masyarakat Indonesia menjadi bijak dalam mengambil treatment untuk dirinya, dan tergiur untuk filler payudara. Apalagi dengan embel-embel harga terjangkau sekalipun,” kata Cynthia Jayanto

 

 

#artikel-asli